Kisah Bisnis : Usaha Inspiratif Pensiunan yang Mengubah Kehidupan dengan Kegiatan Baru!"

  "Kisah Inspiratif Pensiunan yang Mengubah Hidup dengan Bisnis di Daerah Penuh Potensi" Pensiun seringkali dianggap sebagai tahap hidup di mana seseorang menikmati waktu luang mereka setelah bertahun-tahun bekerja. Namun, ada juga pensiunan yang memilih untuk mengambil langkah ekstra dengan memulai bisnis peternakan, pertanian, atau perkebunan di daerah yang penuh potensi. Kisah-kisah inspiratif ini membuktikan bahwa bisnis di sektor ini dapat memberikan hasil yang dapat mengimbangi atau bahkan melebihi penghasilan mereka sebelum pensiun. Mengapa memilih bisnis di bidang peternakan, pertanian, atau perkebunan setelah pensiun? Alasan utamanya adalah peluang yang melimpah dalam sektor ini. Permintaan akan produk-produk pertanian dan peternakan terus meningkat, sementara peningkatan kesadaran akan makanan sehat dan alami semakin mendominasi pasar. Selain itu, teknologi modern juga telah memberikan keunggulan dalam pengelolaan dan peningkatan produktivitas dalam sektor ini.

Bisnis Pariwisata? Ketahui Dulu Sejarah Pulau Bali dan Budayanya Yang Mendunia!

   

Bali memiliki rantai sejarah yang panjang dari era zaman es (pra-sejarah) hingga era peradaban global modern. Dengan karakteristik dinamis yang menunjukkan selektivitas dan fleksibilitas, budaya Bali pada awalnya mencerminkan konfigurasi budaya ekspresif yang didominasi oleh nilai-nilai agama, solidaritas dan estetika. Dewasa ini berkembang seiring dengan adopsi nilai-nilai asing terutama dalam aspek ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai akibat dari modernisasi global.
Secara umum, sejarah Bali terbagi menjadi tiga era yang berbeda yaitu prasejarah, era Hindu-Budha dan budaya modern.


"Era prasejarah dalam sejarah Bali"
    Prasejarah menandai cara hidup tertua dan paling sederhana, era berburu dan mengumpulkan bahan makanan, dibuktikan dengan ditemukannya beberapa alat dan perlengkapan berburu. Di era berikutnya juga ada sistem konstruksi bangunan dan sistem komunikasi tertentu. Ini hanyalah bukti dari keberadaan dan perkembangan lebih lanjut dari budaya Bali. Budaya Bali yang berkembang pesat saat ini dapat menunjukkan ikatan yang sempurna antara agama, tradisi dan budaya untuk menjadi identitas masyarakat Bali.
    Pulau Bali pertama kali ditempati pada tahun 3000 diperkirakan-2500SM. Penduduk pertama Bali adalah pendatang dari Asia. Ada alat batu peninggalan sejarah dari periode ini, yang ditemukan di desa throttle yang terletak di sebelah barat pulau. Zaman prasejarah berakhir pada sekitar masuknya 100SM Hinduisme dan tulisan-tulisan Sansekerta dari India.
Era Hindu-Budha dalam sejarah Bali.


    Sejak saat itu, budaya Bali banyak dipengaruhi oleh budaya India, dimana proses inkulturasi budaya India dengan budaya asli dipercepat Setelah abad ke-1 Masehi. Sejak saat itu, nama Balidwipa (Pulau Bali) mulai ditemukan dalam berbagai prasasti, termasuk prasasti piagam Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa tahun 913M dan penyebutan kata Walidwipa. Pada era ini diperkirakan mulai berkembang sistem irigasi irigasi subak, dan beberapa tradisi agama dan budaya Hindu.



    Sekitar tahun 1343 M, kerajaan Majapahit (1293-1500 M) yang merupakan kerajaan Hindu yang berbasis di Jawa, telah mendirikan kerajaan bawahan di pulau Bali. Saat itu hampir di seluruh Nusantara menganut agama Hindu. Namun dengan datangnya Islam, bangkitlah kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara (salah satu penyebab runtuhnya Majapahit). Saat itu banyak bangsawan, pendeta, seniman, dan masyarakat Hindu lainnya yang pindah ke pulau Bali.
    Portugis telah terdampar di dekat bukit Tanjung, yaitu di tahuun jimbaran tahun 1585, tetapi orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali adalah Cornelis de Houtman dari Belanda pada tahun 1597. Belanda melalui East India Company mulai melaksanakan pendudukan tanah di Bali, tetapi terus mendapatkan perlawanan dari masyarakat Bali.


    Pelaut Belanda adalah orang Eropa pertama yang tiba di Bali dan mulai memperkenalkan budaya barat pada tahun 1597, meskipun mereka belum menemukan aspek yang menarik sampai tahun 1800-an. Berawal dari wilayah utara Bali, sejak sekitar tahun 1840 kehadiran Belanda menjadi permanen, yang awalnya dimulai dengan politik devide et impera atau adu domba penguasa Bali yang akhirnya muncul rasa saling tidak percaya satu sama lain. Serangan besar-besaran Belanda melalui laut dan darat di daerah Sanur, dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah jumlah dan senjata tidak mau mengalami rasa malu untuk menyerah, sehingga menimbulkan peperangan hingga maut atau puputan, yang melibatkan seluruh rakyat baik laki-laki maupun perempuan termasuk raja. Diperkirakan 4.000 orang tewas dalam insiden itu, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah.     Setelah itu, gubernur Belanda yang bertugas tidak memberi makna pada pengaruh budaya, agama dan budaya sehingga yang ada secara umum tidak berubah.
    Sekitar tahun 1846 Belanda kembali dengan penjajahan di pikiran mereka, setelah mendirikan basis politik yang kuat karena sebagian besar pulau-pulau Indonesia berada di bawah kendali mereka sejak tahun 1700-an. Kampanye militer dimulai dari pantai utara Bali. Dengan bantuan orang Sasak di Lombok, pada tahun 1911, semua kerajaan Bali berada di bawah kendali Belanda.



"Era budaya modern"
    Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II, dan kemudian seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai Bali membentuk pasukan 'pejuang kemerdekaan'. Setelah Jepang menyerah di Pasifik pada Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya sebagai negara sebelum perang. Hal ini ditentang oleh kekuatan oposisi bahwa Bali sekarang menggunakan senjata Jepang.
    Pada tanggal 20 November 1940, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga, Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai, 29 tahun, memimpin pasukannya dari Bali timur melakukan ofensif hingga tewasnya pasukan Belanda bersenjata lengkap. Semua anggota batalyon Bali membunuh semuanya, dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali terakhir.
    Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari negara Indonesia Timur baru yang diproklamasikan, yang sebagai salah satu negara saingan Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dipimpin oleh Soekarno dan Hatta. Bali juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal 29 Desember 1949. Pada tahun 1950, secara resmi Bali perserikatannya dengan kiri Belanda dan secara hukum menjadi provinsi Republik Indonesia.


    Rasa nasionalisme Indonesia mulai tumbuh setelah Perang Dunia I, dengan generasi muda mendeklarasikan bahasa nasional pada tahun 1928, yang dikenal sebagai Bahasa Indonesia. Selama puncak Perang Dunia II Jepang tiba, mengusir Belanda dan memerintah negara itu selama sekitar 3,5 tahun, yang berakhir kemudian pada tahun 1945 ketika Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan yang dipimpin oleh presiden pertamanya, Sukarno. Padahal negara yang baru lahir itu baru diakui oleh dunia internasional sebagai negara merdeka pada tahun 1949.
    Letusan Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963, telah mengguncang perekonomian masyarakat dan menyebabkan banyak transmigrasi orang Bali ke daerah lain di Indonesia.
Pada tahun 1965, bersamaan dengan kegagalan G30S PKI terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lain terjadi pemusnahan anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang tewas atau hilang. Meski demikian, peristiwa di masa-masa awal Orde Baru tersebut hingga kini belum berhasil diungkapkan secara hukum.


Komentar